Sabtu, 10 Maret 2012

TAKKAN TERGANTI part 2

Lonceng berdenting terus menerus, tanda pelajaran telah berakhir. Sudah lama aku ingin pulang, karena nafsuku untuk belajar bahasa Inggris sudah habis. Pelajaran yang paling membuat otakku seakan-akan kempes tak berbentuk. Selain itu, aku ingin langsung menjenguk Alyssa di rumah sakit. Kata ibu Ratna, Alyssa sudah sadar kemarin. Aku ingin menghibur dia dan memberi dia catatan pelajaranku. Aku berharap aku dapat melihat senyum manisnya lagi.
Di rumah sakit, aku mengetuk pintu dan mengucapkan salam.

“Waalaikumsalam. Oh nak Andre. Kebetulan, bisa jagain Alyssa sebentar? Ibu ingin pergi sebentar beli makanan. Bisa, kan?”
“Oh, iya bu. Tidak apa-apa.” Kataku dengan wajah memerah.
”Alyssa, ibu pergi dulu ya”
“Iya bu, hati-hati ya”. Jawab Alyssa.

“Andre, makasih ya dah jenguk aku.” Kata Ify kepadaku.
“Gak apa-apa kok. Itu kan tugas sebagai teman” balasku.
“Alys, aku ke sini mau ngasih lihat catatan pelajaranku saat kamu gak di sekolah. Sekaligus mau hibur kamu”
“Waah, makasih banget ya. Aku memang kepikiran terus dengan sekolah. Aku berharap bisa cepat sembuh dan bisa bersekolah lagi dengan kalian”jawab Alyssa dengan senyum indahnya. Aku lalu memberi catatanku dan memulai bercengkrama dengannya.

20 menit bercengkrama dengannya, aku lalu menawari diriku bernyanyi untuknya. “Alys, boleh gak aku nyanyi untuk ngehibur kamu ?” “Nyanyi? Gak papa kok, Dre. Malah aku seneng kamu nyanyi”. Aku pun beranjak dari kursi lalu menyanyikan lagu dari Kahitna, yang judulnya “Takkan Terganti”

Telah lama sendiri
Dalam langkah sepi
Tak pernah kukira bahwa akhirnya
Tiada dirimu di sisiku
Meski waktu datang dan berlalu
Sampai kau tiada bertahan
Semua takkan mampu mengubahku
Hanyalah kau yang ada di relungku
Hanyalah dirimu
Mampu membuatku jatuh dan mencinta
Kau bukan hanya sekedar indah
Kau tak akan terganti

Setelah menyanyi, ibu Ratna datang. Aku pun bergegas berpamitan dengan ibu Ratna dan Alyssa. “Alys, ibu, saya pulang dulu yah.” “Oh iya, makasih ya Andre. Suara kamu bagus banget. Terima kasih ya udah ngehibur aku!” “Hahaha, masama Alys. Aku pergi dulu ya. Assalamualaikum”
”Waalaikumsalam” jawab Alyssa dan ibunya.
***
Seperti hari-hari sebelumnya, sepulang sekolah aku langsung pergi menjenguk Alyssa. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, hari ini aku sangat deg-degan. Rencananya aku akan mengutarakan perasaanku kepada Alyssa. Yahh, tak peduli apakah dia juga memiliki rasa yang sama sepertiku atau tidak, yang terpenting aku telah mengeluarkan semua beban yang telah lama bernaung di hatiku

Di rumah sakit, setelah aku mengucapkan salam aku masuk ke kamar rawat Alyssa. Tapi aku melihat pemandangan yang menusuk perasaanku, yaitu aku melihat Alyssa menangis sambil menggenggam surat di tangannya. Aku tak pernah melihat Alyssa menangis sebelumnya. Hanya senyumlah yang pernah Alyssa perlihatkan ketika bertemu aku dan teman-temanku. Alyssa yang melihatku bergegas mengusap air matanya dengan tangannya dan menyembunyikan suratnya

“Oh Andre ya?” kata Ify
“Hai Alys. Lohh, kok kamu nangis?”
“Nggak apa-apa, cuma kemasukan debu kok”
“Ohh..”jawabku. Kemasukan debu?? Mana mungkin pikirku. Aku ini bisa membedakan tangis karena kemasukan debu dan tangis yang sesungguhnya. Kenapa dia berbohong padaku? Tapi sudahlah, aku tak ingin banyak bertanya pada Alyssa yang sedang sakit.

Setelah itu, Alyssa bermohon padaku
“Andre, aku punya permintaan khusus untukmu. Apa kamu mau mengabulkannya untukku?” “Permintaan apa Alys?”
“Aku juga ingin bernyanyi, tapi duet dengan kamu. Kamu mau?” pintanya
“Oh, tentu saja Alys. Itu permintaan gampang kok!”

. Alyssa pun meminta tolong padaku membawakan keyboard ke samping tempat tidur, keyboard yang memang dia pesan kepada ibunya untuk membawanya ke rumah sakit. “Andre, kita nyanyi lagu Mungkinkah dari Stinky, ya?” “Ok” jawabku. Mulailah jari-jari lentik Alyssa memainkan keyboardnya dengan lihai. Kami pun bernyanyi layaknya Pasha ungu dan Rossa. Suara kami menyatu dan menjadi melodi yang merdu di telinga. Ini merupakan kenangan termanisku bersamanya.
Setelah bernyanyi, aku berpamitan dengan Alyssa untuk pulang cepat karena aku punya banyak PR. “Alys, aku pulang dulu yah. Moga cepat sembuh, Get Well Soon” “Makasih ya Andre. Terima kasih atas semuanya” “Ahh, gak apa-apa kok. Santai aja.” Kataku. Aku berpikir, inilah saatnya aku mengungkapkan semuanya. “Alyssa, ada yang ingin aku ngomongin sama kamu.” “Apaan Ndre?” Dengan muka tanda tanya. Tapi tiba-tiba badanku keram, dan aku rasa kepalaku panas sekali. Tanpa sadar terucaplah kata “Banyak minum air dan jangan lupa minum obat, ya..!!” kata-kata yang sungguh tak berhubungan dengan perasaanku. “Ahh? Oh iya, makasih lagi atas sarannya”. Ternyata aku belum cukup berani mengatakan semuanya. Akupun pulang dengan langkah terpatah-patah.

0 komentar:

Posting Komentar