Rabu, 30 Maret 2011
PENANTIANKU
Mengantar senyuman merona indah bibirnya
Walau hati nyenyak tertidur dalam kelambu hampa
Hingga diriku tak mampu lagi membangunkannya
Jarak antara daku dan dirinya seraya cermin sedemikian rupa
Begitu dekat bahkan amat sangan dekat denganku
Tapi kami terpisah oleh sebuah pilar tak berwarna
Membuat diriku tak sanggup merangkulnya lagi
Dalam riangnya pagi aku terkesima
Dalam heningnya malam aku berdoa
Agar hatinya dapat merangkak lagi dalam pelukku
Memenuhi hasrat jemariku guna membelai tangan lembutnya
Ragapun kini tak berdaya
Lunglai nan letih menunggu hadirnya permaisuri cinta
Tak kuat lagi kupenjarakan anganku
Dan sabarku telah terhempas oleh dahsyatnya badai nafsu
Sampai kapan nian jiwa ini harus menunggu
Menanti ikrar tanda bersatunya cinta dua insan manusia
Tapi jiwa ini meronta tak berdaya
Bahkan pahit siksanya telah merasuk ke dalam sukma
Pagi dan malam datang silih berganti
Pada pagi hari tampak cahaya suci matahari
Pada malam hari tampak anggun sinar rembulan
Tapi sapanya tak berkunjung ke hatiku
Apakah Tuhan tega melihatku begini
Dalam keadaanku menulis aksara cinta bertintakan darah
Diselingi air mata bercucuran dari pelupuk mata
Dan jatuh dalam sunyi suasana embun pagi
Sekarang tak tahu dimana lagi cinta ini dapat berlabuh
Menentang arus ombak kejam kehidupan
Menghadapi badai pasir jahanam dari gurun
Yang kelak akan hadir dalam setiap anggun langkahku
Selengkapnya...
Minggu, 20 Maret 2011
LINGKUNGANKU KINI TERSIKSA
Aku merasa dia sedang terkesima dalam duka
Menjadi bisu seraya rumput yang bercengkerama
Dan jenuh merasakan pahitnya dunia
Kini dia menjerit dalam jeratan jarum-jarum dosa
Dosa dari manusia yang tak memiliki cinta
Ia tercemar, ternodai, dan teraniaya
Dan hanya termenung menunggu ajalnya
Dulu tersirat kicauan burung-burung bergema di telingaku
Di pagi suci guna mengawali hari
Bernyanyi merdu dari ranting ke ranting
Walau kini hanyalah nostalgia belaka
Dahulu sinar surya menghangatkanku
Berselimut dengan kasih naungan sang fajar
Tapi kini hanya polusilah yang ada
Dan sinar itu kini telah pergi ke dunia maya
Wahai rembulan tempat hamba sahaya berharap
Apakah eloknya sinarmu dapat mengeringkan air mata alamku ?
Apakah sucinya cahayamu dapat mencerahkan hati hina manusia itu?
Dan apakah indahnya parasmu juga dapat mengindahkan lingkunganku ?
Wahai Tuhanku Yang Maha Berkehendak
Kembalikanlah keasrian pada lingkunganku
Dalam bencana dan musibah yang silih berganti menimpanya
Dan menjadikan manusia sadar akan perilakunya Selengkapnya...
Sabtu, 19 Maret 2011
SEMUA TENTANG DIRINYA
Malam ini dirinya melangkah di fikiranku
Sambil berdansa dengan anggun tubumu
Berbusana gaun putih nan suci
Dan diiringi senandung lagu-lagu cinta
Sejenak kantuk hilang saat memikirkamu
Raga pun lumpuh oleh dahsyat pesonamu
Hati pun merintih karena menyebut namamu
Dan otakku jenuh akan indah kata-kata dari merah bibirmu
Apakah aku telah jatuh cinta ?
Terbawa arus oleh sungai di dalam jiwa
Hingga bermuara di laut bening kasih sayang
Laut penuh hasrat untuk memiliki dirimu
Di dalam gundah tertulis ratusan syai-syair
Di dalam sepi terukir puisi-puisi di kertas putih
Tapi tak pernah satupun yang aku bacakan di hadapmu
Karena aku tak tahan menatap senyum manis itu
Wahai kerlap kerlip bintang malam
Dan wahai sinar anggun rembulan
Sinarilah aku dalam lelapnya tidur
Dipeluk oleh kasih sayang Tuhan
Guna mengingat dirinya di dalam mimpiku Selengkapnya...
Sabtu, 05 Maret 2011
RATAPAN KAKEK TUA
Seorang kakek tua dengan uban yang melimpah
Berjalan bungkuk melewati jalan penuh kerikil
Dengan sendal butut menghias kakinya
Aku tahu itu wajar untuk orang setua dia
Tapi ada hal aneh terasa
Serasa mengganjal hatiku
Mungkin karena raut muka kakek itu
Dia sedih
Karena anak-anaknya meninggalkannya
Dia murung
Semua orang tidak memperhatikannya
Dia tertawa
Walau aku tahu itu terpaksa
Dia menangis
Dalam perihnya kesepian jiwa
Aku tak tahu mengapa
Anak-anaknya tega berpaling darinya
Membuat derita bagi ayahnya
Sosok yang sebenarnya bersahaja bagi mereka
Inikah ucapan terima kasih ?
Bukannya membawa surga malah membawa neraka?
Aku harap aku tidak menjadi seperti mereka
Yang hanya menjadi penyebab luka bagi orang tua
Selengkapnya...
Kamis, 03 Maret 2011
KEKASIH YANG PERGI MENINGGALKAN DUNIA FANA
Mendengar sebuah kabar jiwamu telah berpisah dengan dunia fana
Meninggalkan diriku yang kesepian dan berduka
Dan telah kau tepis harapan kebahagiaan cinta
Apakah kamu telah menjadi seorang bidadari ?
Yang mengiringi hati hambaNya yang suci
Memeluk tubuhnya dengan pelukan cinta abadi
Mencumbu keningnya dengan bibir merah berseri-seri
Ataukah kamu telah menjadi seorang ratu ?
Yang duduk di singgasana keagungan dunia
Memerintah rakyatnya dengan suara lemah lembut
Tanpa diselingi kebiadaban rasa takut
Atau mungkin dirimu telah menjadi sekuntum bunga ?
Yang tertanam di dalam tanah yang subur
Mengindahkan mata hati setiap manusia
Walau dalam keadaan hati terbalut lara dan nestapa
Kubernyanyi dalam iring-iringan cinta
Mengenang semua kenangan yang telah kita rajut bersama
Hingga menjadi sebuah sweater guna menghangatkan hati kita berdua
Walau sweater itu kini berada dalam panas api yang membara
Kumenangis merenungi angan masa lalu
Dalam kalbu, hati makin pilu
Perasaanku pun kian menjadi kelabu
Dan tak tahu dimana lagi hatiku dapat berlabuh
Kekasihku di atas sana
Yang menari dengan eloknya di dalam surga
Lihatlah diriku yang masih terjaga
Dalam keadaan menderita karena menabur asa
Apakah ada cara agar kita dapat kembali bersama ?
Walau dengan keajaiban yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa
Guna menghalau rasa putus asa
Sebagai alasan utama pembunuh cinta kita
Apakah aku harus menyusulmu ?
Dengan melepas jiwa dari dalam ragaku
Menurutku itu lah jalan satu-satunya
Agar aku dapat melewati 7 lapisan alam semesta
Tuhanku Yang Maha Bijaksana
Berilah jalan pada hamba kecilmu ini
Yang terkendala akan jalan kenikmatan hidup
Agar dapat saling menyapa lagi dengan dilema cinta
Pemusnah keraguan yang telah meraja lela
Selengkapnya...
GURUKU SEMUA TENTANG DIRIMU
Guruku Citraku
Dengan raut muka masam terpampang di wajahmu
Dengan larutan darah mengalir di tanganmu
Seakan semua beban hidup terbelenggu dalam dirimu
Guruku Panutanku
Engkau langkahkan kaki ke sekolah yang sangat berarti
Dengan berani mempertaruhkan semua harga diri
Hanya agar aku dapat menjadi bunga yang selalu mekar di dalam kejamnya kehidupan duniawi
Guruku Pembimbingku
Telah kau bawa tubuh yang lemah tak berdaya ini
Dari dinamika kehidupan yang bagiku amat menjadi tragedi
Ke dunia yang penuh dengan fantasi dan imajinasi
Guruku Orang tuaku
Terlintas sebuah perkataaan di dalam benakku
Mungkin aku hanya sebuah boneka yang kaku nan beku
Selalu saja memberatkan dan mengoyak isi hatimu
Hingga cahaya masa depanmu menjadi angan nan kelabu
Guruku pahlawanku
Maafkanlah semua perbuatan burukku yang telah menetap dalam hatimu
Sekarang pikiranku telah mengalir jernih untuk mengerti semua tentang dirimu
Dan sekarang hatiku telah terbangun untuk menitihkan air mata hanya kepadamu
Guruku semua tentang dirimu
Aku tahu waktu tidak akan kembali ke masa lalu
Yang ada hanya waktu akan mengalir ke masa depan yang tidak tentu
Maka saksikanlah aliran waktu itu yang akan aku guncangkan atas nama dirimu
Selengkapnya...